Pages

Monday 12 February 2018

MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH
NHW #3 Matrikulasi Institut Ibu Profesional

Assalamualaikum. 

Nice HomeWork #3 ini lebih menantang dari dua NHW sebelumnya, jujur saya bilang lebih susah. Perlu pemikiran yang serius dan mendalam untuk menjawabnya. Sampai saat saya menulis ini pun, saya masih belum mantap dengan apa yang akan saya tuliskan. Tapi jika menunggu semua jawaban siap, saya ragu malah melewati batas waktu pengumpulannya. Bismillah, saya mulai saja.

Tentang surat cinta.
Saya sudah memberikan suratnya sejak beberapa hari yang lalu. Ini adalah kesempatan saya meluapkan rasa cinta di hati yang selama ini kadang ragu diungkapkan, malu hehe. Kalau saling bilang 'i love u' sih sering, tapi saya ingin surat cinta ini berbeda dari sekedar mengatakan 'i love u'.
Surat cinta 5 halaman
Saya tulis suratnya, tulis tangan di kertas binder motif kulit sapi, hehe.  Saya ungkapkan semua rasa terima kasih dan permohonan maaf, juga mengenang kembali masa-masa sebelum nikah. Ga sadar, lima halaman sudah. Saya berikan saat kami berdua saja, Sina anteng main di luar. Respon pertama sebelum membaca nya adalah "Bunda kapan nulisnya?" :D.
Saya tinggal sholat, dan sepertinya beliau menunggu saya selesai. Beliau memeluk saya dan mengatakan "Makasih ya, maaf ayah belum bisa memenuhi semua kebutuhan dan keinginan Bunda. I love u." :) Dan kami berpelukan lamaa, tanpa berkata-kata, sampai Sina pulang dan teriak :" Bundaa, assalamualaikum!"

Tentang potensi anak.
Sejak lahir, Sina adalah bayi yang easy baby. Ga pernah rewel kecuali sedang sakit atau ada sesuatu yg membuatnya tak nyaman. Jika saya hitung, sejak melahirkannya sampai sekarang usia menjelang 5 tahun, kami jaraang sekali begadang karena Sina, tidak sampai hitungan jari sebelah tangan. Kalau begadang karena maraton nonton drama korea sih saya sering, hehe.
Sejak belum lancar berbicara, Sina sering ngajak ngobrol meski dengan bahasa attah nnah mmah jjah dan semacamnya. Sampai sekarang, saya melihat kemampuan berkomunikasi Sina menonjol jika dibanding seusianya. Sina selalu banyak bertanya jika ada hal baru yang menariknya juga ketika mengunjungi tempat baru. Sina juga sering menceritakan apa yang dialami dan dirasakannya hari itu bahkan sebelum saya bertanya. Sina juga pandai menceritakan ulang apa yang saya atau ayahnya ceritakan menjelang tidur. Selain itu, Sina juga seorang negosiator yang lihai. Jago banget nego kalau ada hal-hal/aturan yang ga sesuai kehendaknya. Misal, sedang asik main dan diingatkan mandi, " mandi kalau jarum panjang jam ke angka 12 ya" (sina belum bisa membaca jam tapi tahu angka dan arah perputaran jarum jam). "Ke angka 4 aja ya", nego nya. Kadang prosesnya lama sampai kami sepakat mandi kalau jarum panjang menunjuk angka 2 misalnya.
Sina juga seorang anak yang kreatif dan imajinatif. Sering kali bisa membuat bentuk sesuatu dari lego-legoan atau playdough yang saya sendiri kadang ga kebayang bikinnya. Misal membuat rumah-rumahan yang dikasih roda di bawahnya, bilangnya 'rumah maju'. Atau ketika melihat awan di langit, Sina bilang yang itu bentuk unta, itu bentuk ayam tapi ada ekornya. 
Maafkan latar belakang yang ngga banget
Sina juga sangat detil dan teliti. Dia bisa tahu semua jenis dan jumlah mainannya, baju-bajunya, atau barang lain miliknya. Jika ada yang kurang satu dan tidak tahu siapa yang pinjam, dia akan riweuh nyari sampe ketemu. Atau ketika ada yang pinjam, dia ingat misal si A pinjam mobil-mobilan jeep warna ungu yang ga berat (bahan plastik) yang bunda beli di pasar waktu ke pasarnya sama nenek. Bahkan sejak usianya kurang dari tiga tahun, Sina juga bisa membedakan mobil Toyota Rush dengan Daihatsu Terios hanya dengan melihat sekilas.
Kreatif dan imajinatif
Sina sangat senang dengan hal-hal berbau alat berat seperti bulldozer, loader,  excavator, backhoe, fork lift dan semacamnya. Dia tahu detil perbedaan masing-masing beserta dengan fungsinya. Sina sering kali menegur orang yang bilang kalau excavator itu tractor, keukeuh dan bisa menjelaskan perbedaannya. Sina juga senang memainkan alat beratnya langsung dengan tanah atau pasir.
Memasukkan tanah ke dump truck
Sina juga tipe anak yang dominan kinestetik. Sangat senang bergerak, aktif dan senang sekali bermain yang bikin cape. Main bola, lari-lari, balapan, panjat-panjat, perosotan, ngejar-ngejar kucing atau ayam, main air dan aneka kegiatan lain yang kadang membuat Sina disebut sebagai anak dengan 'baterai alkaline'.
Sina juga sangat senang bermain angka. Sudah bisa berbilang sampai dengan seratus dan bisa berhitung penjumlahan atau pengurangan sederhana.
Kemampuan kognitif lain dan kemandirian saya rasa sesuai dengan usianya. Alhamdulillah.

Tentang potensi diri.
Ini yang jadi masalah saya. Sampai saat ini saya sendiri masih bingung sebenarnya potensi saya apa. Banyak hal yang saya sukai dan senang ketika mengerjakannya. Tapi seiring waktu hal tersebut sering berubah dan saya tidak menyukainya lagi, bosen.
Yang sampai saat ini masih saya sukai dan selalu senang ketika mengerjakannya adalah mengajar dan menjahit. Saya selalu happy ketika bisa bertatap muka dan transfer ilmu dengan siswa-siswa saya. Suami pun bilang, Bunda selalu berbinar-binar ketika mengajar, dan selalu tampak ceria ketika selesai mengajar. Fokus saya mengajar fisika dan matematika. Saya juga selalu senang dan tertantang kalau bertemu dengan soal-soal fisika atau matematika. 
Menjahit juga salah kegiatan yang saya suka. Meski baru saya pelajari dua tahun terakhir, tapi saya merasa saya senang mengerjakannya. Mempelajari pola, mengukur, menggunting kain, dan menjadikannya sesuatu yang bisa dipakai/dipajang membuat saya bahagia. Apalagi setelah saya merasakan bahwa kemampuan menjahit saya yang masih level pemula ternyata bisa menghasilkan uang. 
Saya juga senang menata ruang. Waktu saya  kost jaman SMA-kuliah-kerja, saya senang sekali mengubah-ubah posisi kasur, lemari, meja dll . Seminggu bisa 1-2x. Padahal berat loh, saya angkat/dorong-dorong sendiri. Bahkan ketika sedag pusing karena tugas kuliah atau bete karena berantem dengan seseorang jaman dulu, saya menghilangkan kejenuhan dengan menata ulang ruangan. Sekarang setelah berkeluarga dan tinggal di rumah sendiri, saya masih sering menata ulang isi rumah atau kamar, tapi karena sekarang banyak perabotan yang dipasang permanen, jadi rada susah deh mindah-mindahnya. 
*Menurut suami, potensi saya yang lain adalah menulis.  Menulis ini tidak saya cantumkan sebelumnya karena merasa saya angin-anginan saja di bidang ini. Menulis di blog dengan tema suka-suka saya tergantung suasana hati dan pikiran. Tapi suami justru menekankan bahwa menulis adalah aktivitas yang selalu berhasil menghilangkan ke-bete-an dan membuat saya lebih ceria. Juga, ternyata sesekali saya bisa mendapat penghasilan dari menulis.*edited
Di sisi lain, saya tipe yang lumayan cepat belajar hal baru, meski saya pilih-pilih sih hal apa dulu. Saya juga tipe orang yang ga suka konflik, saya ga tau ya ini kelemahan atau kekuatan, hehe. 
Jika saya melihat lagi karakter suami yang sabar, sangat lembut, saya sangat bersyukur saya ada di keluarga ini. Saya yang sering memendam perasaan tapi kemudian meledak-ledak tak terkendali bisa diimbangi dengan suami yang begitu sabar, pandai menahan amarah dan jago mengendalikan diri. Suami yang agak cuek dan kadang lupa dimana suatu benda disimpan bisa saya lengkapi dengan hobi saya menata ruang dan mengorganisasi tempat penyimpanan agar mudah ditemukan. Saya yang terkadang mudah menyerah jika menemukan kesulitan sangat terbantu sekali dengan suami yang selalu memberikan semangat untuk terus berjuang. Ketika saya tanya kepada suami mengapa Allah menghadirkan saya di tengah beliau dan Sina, beliau menjawab sambil bercanda :"Karena hanya Bunda yang bisa tahan dengan segala ke-geje-an ayah. Kalau yang lain mungkin sudah kabur. Haha." Kami sama-sama gemar mengoleksi dan membaca buku berbagai tema, ini menjadi salah satu sumber ilmu kami terutama yang terkait dengan parenting
Jika saya lihat Sina yang seringkali bertanya, saya bersyukur saya yang Allah pilih menjadi ibunya. Saya bisa menyalurkan kesenangan saya berbagi cerita, kesenangan saya bermain dengan angka kepada Sina yang memiliki kesenangan yang sama. Kesenangan ayahnya tentang alat-alat berat juga bisa ditularkan kepada Sina yang memiliki ketertarikan yang sama. Sina yang sering dibilang "oces" juga klop dengan saya yang sering ga betah lihat anak cuma duduk diam saja nonton tv atau main hp. Rasanya suka ingin nyuruh lari-lari aja di luar sana.
Siap sebagai tim yang kompak
Setelah saya pikir, mungkin ini memang sudah kehendak Allah mengapa saya berada diantara suami dan Sina. Saya dan suami bisa saling support, saling mendukung satu sama lain dan saling melengkapi. Kami bisa mengubah kelemahan yang kami miliki menjadi sebuah kekuatan yang kami perlukan dalam membangun keluarga. Insyaallah kami bisa menjadi sebuah tim yang kompak, tim yang hebat, yang bisa bermanfaat baik untuk keluarga kami sendiri maupun orang lain.

Lingkungan tempat tinggal saya sekarang jauh berbeda dengan lingkungan-lingkungan yang pernah saya tinggali sebelumnya. Tinggal di lingkungan mayoritas kalangan menengah ke atas sejujurnya sering membuat saya terhenyak, terutama terkait keuangan. Keluarga kami yang berpenghasilan tak sebanyak yang lain membuat kami harus pandai mengatur prioritas. Saya pribadi bersyukur, di sini saya bisa lebih mengendalikan diri, menjaga hati agar tidak iri. Sebaliknya jika di lingkungan yang berlawanan mungkin saya akan jadi sombong dan berbangga diri. Ini juga menjadi salahsatu penyemangat bagi suami dan saya agar bisa meningkatkan penghasilan. 
Melihat background pendidikan di sini terutama ibu-ibunya, saya bersyukur saya menemukan tempat yang nyaman untuk saling membantu, berbagi cerita, dan berbagi ilmu. Nyambung gitu lah ibaratnya. Saya merasa di sini saya bisa 'dimanfaatkan'. Bergabung dengan Posyandu merupakan salah satu wujud pengabdian saya terhadap masyarakat. Saya senang saat bisa mewakili Posyandu kami dalam rapat-rapat atau pelatihan baik tingkat kelurahan maupun tingkat kota, atau mengikuti jambore posyandu di luar kota. Saya lebih senang lagi saat bisa berbagi cerita tentang apa yang saya peroleh kepada kader posyandu yang lain.
kegiatan posyandu
Adanya majelis taklim yang sangat aktif dan kelas tahsin untuk ibu-ibu juga membuat saya sangat bersyukur bisa tinggal di lingkungan ini. Saya yakin ini merupakan salahsatu rezeki dari Allah agar saya bisa mempelajari ilmu agama lebih baik dan belajar membaca  Al-Quran dengan benar tanpa harus pergi jauh dan mengeluarkan biaya yang lumayan.
Yang menjadi tantangannya adalah kebanyakan anak sampai remaja di sini sudah dibekali dengan gadget. Kemana-mana bawa hp. Main dengan teman pun hp ga lepas dari tangannya. Apalagi akses wi-fi yang mudah dan banyak di setiap sudut kompleks, membuat mereka semakin sering terlihat bersama gadgetnya bahkan ketika di halaman mesjid sekalipun. Ini membuat saya dan suami harus lebih serius dalam mendisiplinkan Sina dalam pemakaian gadget. Kami memang mengizinkan Sina untuk main game atau nonton video di hp dengan meminjam hp ayah atau bundanya, tapi syarat dan ketentuan berlaku.
Hom-pim-pah main petak umpet

Tidak selalu memang, kami sering melihat anak-anak asyik bermain bola, main petak umpet atau main air dan pasir. Tapi jika saya melihat ada yang mulai mengeluarkan gadgetnya dan anak-anak mengerubungi, saya biasanya sering mengajak teman-teman Sina ke rumah untuk membaca buku, menggambar dan mewarnai, atau sesekali mendengarkan saya bercerita. Alhamdulillah koleksi Halo Balita ternyata bisa menarik perhatian teman-teman Sina.
baca buku rame-rame
Mengenai peran spesifik keluarga di muka bumi, jujur, saya masih samar-samar melihatnya, masih belum yakin dan mantap. Tapi saya akan terus mencari dan menggalinya sampai saya benar-benar yakin dan mantap bahwa memang itu peran spesifik keluarga kami.
Salam (calon) ibu profesional!
Wassalamualaikum.

No comments:

Post a Comment